JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring mengaku heran dengan acara komedi yang ditayangkan sejumlah stasiun televisi pada bulan Ramadhan ini. Acara-acara yang biasa ditayangkan saat waktu berbuka dan sahur itu, menurut Tifatul, minim konten religius yang dapat mencerahkan penonton.
"Komedi boleh, tapi harusnya diisi dengan tayangan religius, ini kan Ramadhan," kata Tifatul, seusai apel kesiapan jelang lebaran, di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin (29/7/2013).
Ia mengatakan, sejumlah pihak seperti Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), sudah melayangkan teguran ke stasiun televisi terkait program acara Ramadhan yang dinilai tidak tepat. Dengan teguran tersebut, diharapkan ada perubahan format acara.
"MUI dan KPI kan kemarin sudah memberi teguran kepada mereka, kita pantau saja hasilnya," jelas Tifatul.
Sebelumnya, pekan lalu, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) telah melayangkan surat teguran untuk enam program Ramadhan. Keenam program tersebut adalah Sahurnya Pesbukers (ANTV), Hafidz Indonesia (RCTI), Sahurnya OVJ (Trans 7), Yuk Kita Sahur (Trans TV), Karnaval Ramadhan (Trans TV), dan Mengetuk Pintu Hati (SCTV).
Pelanggaran yang dilakukan program-program tersebut adalah tayangan komedi yang menampilkan guyonan tidak pantas seperti pelecehan dalam bentuk fisik, pekerjaan, dan gender. Program tersebut juga dinilai dinilai melanggar norma kesopanan dan UU Perlindungan Anak.
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary