Di supermarket banyak dijualproduk makanan kaleng. Muilai dari buah hingga daging menjadi andalan untuk santapan praktis. Selain itu terdapat juga makanan kalengan atau botol untuk bayi yang berisi pure atau sari buah atau sayuran.
Pemberian produk makanan olahan pada anak masih banyak silang pendapat. Ada yang setuju dan ad apula yang menolak. Walaupun belum ada anjuran umur resmi, Prof. Dr. dr. I Made Djaja, SKM, MSc, dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menyarankan makanan kalengan tidak diberikan pada anak yang masih bayi.
“Industri makanan kalengan memang memiliki standar food grade, tetapi untuk bayi tidak disarankan mengonsumsi makanan kalengan. Jika ingin membeli makanan olahan untuk anak sebaiknya pilih bukan yang kemasan kaleng tapi kaca supaya tidak terkena risiko kontaminasi lapisan kaleng,” tutur Prof. Dr. dr. I Made Djaja saat dihubungi DetikFood (19/08/2013).
Ia menambahkan, makanan kalengan pada anak diperbolehkan selama asupan gizi yang dibutuhkan seimbang. Juga perlu diperhatikan umur anak agar bisa disesuaikan dengan kebutuhan protein, lemak, karbohidrat, dan vitaminnya.
Hal sama juga dinyatakan oleh Atin Nurafiatin, ahli gizi dari My Meal Catering. “Untuk Anak di bawah satu tahun jelas harus menghindari makanan kalengan. Karena fungsi ginjal belum sempurna,” tutur Atin.
Santapan makanan kalengan untuk anak bisa ditoleransi jika dalam keadaan mendesak atau dalam perjalanan karena dirasa lebih praktis. Tetapi, akan lebih baik jika anak diberikan bahan makan segar karena lebih aman dan sehat.
(odi/dni)