Seiring berkembangnya teknologi, semakin banyak produk makanan yang dikalengkan. Mulai dari daging, seafood, hingga bahan makanan yang dianjurkan dikonsumsi segar seperti buah dan sayuran. Buah dan sayuran yang sudah ranum dipanaskan dalam suhu tinggi lalu didinginkan untuk mematikan enzim yang bisa membuat bahan makanan cepat busuk.
Lewat teknik pemanasan ini, beberapa nutrisi bisa hilang dari makanan kaleng. “Beberapa vitamin yang tidak tahan panas saat proses pengalengan antara lain vitamin C, vitamin B kompleks, dan kartenoid,” tutur Prof. Ir. Hardinsyah, MS. PhD, selaku Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor kepada DetikFood (20/08/2013).
Untuk itu, diperlukan tambahan nutrisi yang bermanfaat untuk menjaga keawetan produk serta nutrisi untuk tubuh. Produsen makanan kaleng menggunakan zat gizi seperti vitamin C sebagai antioksidan yang bisa mengurangi risiko bau tengik sekaligus menjaga struktur bahan makanan yang diawetkan.
Sementara antioksidan buatan lainnya seperti BHA (Butylated Hidroxyanisole) dan BHT (Butylated Hidroxytoluene). Ada beberapa produk makanan kalengan yang ditambahkan bahan makanan lainnya untuk menambah nilai nutrisinya.
“Bahan makanan seperti sarden ditambahkan saus tomat atau cabai yang berfungsi sebagai kartenoid ditambah vitamin E untuk antioksidan dan menambahkan nutrisi yang hilang,” tambah Prof. Ir. Hardinsyah. Kandungan vitamin ini akan terlihat pada informasi kemasan yang sudah diuji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM).
(odi/dni)