Liputan6.com, Kolombo : Para pemuka agama Muslim di Sri Lanka terpaksa menutup masjid baru di kawasan pemukiman ibukota Sri Lanka, Kolombo usai diserang kelompok sekte agama Budha yang memprotes berdirinya masjid di dekat Vihara.
Protes tersebut memicu bentrokan hingga mengakibatkan masjid rusak dan 5 orang cedera. Demikian yang dimuat BBC, Senin (12/8/2013).
Umat Islam di negara tersebut kini akan beribadah menggunakan masjid lama yang berhasil diselamatkan dari penghancuran setelah bernegoisasi dengan pemerintah pada Minggu 11 Agustus 2013 kemarin.
Kekerasan ini berawal pada Sabtu 10 Agustus 2013 ketika masjid dilempari batu. Insiden ini membuat sebagian bangunan masjid rusak. Kemudian terjadilah bentrokan.
Pemerintah Amerika Serikat sudah mendesak agar Sri Lanka mencari pelaku penyerangan atas masjid tersebut. Juga mendesar agar pemerintah Sri Lanka mengadili dan mengakhiri kekerasan atas nama agama.
''Insiden ini secara khusus mengganggu di tengah sejumlah serangan baru-baru ini terhadap komunitas Islam," demikian pernyataan Gedung Putih yang juga mengungkapkan kekhawatiran meningkatnya kekerasan atas komunitas Islam di Sri Lanka
Ketegangan antar-umat Buddha dan Islam meningkat di Sri Lanka beberapa waktu ini karena kampanye dari kelompok nasionalis Buddha yang berpendapat Islam sebagai ancaman atas Sri Langka yang didominasi etnis Sinhala yang beragama Buddha.
Akhir Maret 2013 lalu, ratusan umat Buddha menyerang gudang pakaian milik warga Muslim di Kolombo, menyebabkan beberapa orang cedera dan kerugian materi.
Dipimpin oleh seorang biksu Buddha, mereka terlihat di tayangan televisi melempari batu ke arah gudang penyimpanan milik jaringan pakaian terkenal Fashion Bug.
Di Sri Lanka, Islam menjadi agama minoritas. Dari sekitar 20 juta penduduk Sri Lanka, sebanyak 9% merupakan pemeluk Islam. (Riz)
